Sabtu, 28 Agustus 2010

Ruang NUsantara, Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senin, 16 Agustus 2010 Pidato Presiden RI pada Penyampaian Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011 beserta Nota Keuangannya di Depan Rapat Paripurna DPR RI

Jakarta, 16 Agustus 2010
sumber : Website Presiden Republik Indonesia

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati, saudara ketua, para wakil ketua, dan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Yang saya hormati, saudara ketua, para wakil ketua, dan para anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
Yang saya hormati, saudara Ketua, para wakil ketua, dan para anggota lembaga-lembaga negara,
Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah Air,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,

Dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, alhamdullillah, pada siang hari ini, kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk mengikuti sidang lanjutan yang terhormat ini.

Setelah tadi pagi saya menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun ke-65 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pada kesempatan ini, ijinkan saya untuk menyampaikan Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2011 beserta Nota Keuangannya, ke hadapan Sidang Dewan Yang Terhormat ini.

Saudara-saudara,
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2011, telah kita susun dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi terkini, baik domestik maupun internasional. RAPBN juga disusun dengan sasaran jangka menengah yang ingin kita capai, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, RAPBN 2011 disusun dengan berpedoman pada Kerangka Ekonomi Makro, Pokok-pokok Kebijakan Fiskal, dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011. RAPBN 2011 juga disusun dengan memperhatikan saran dan pendapat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) serta pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI), yang disampaikan dalam Forum Pembicaraan Pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2011 beberapa waktu yang lalu.

Minggu, 01 Agustus 2010

Kabupaten Minim Ketersediaan Pangan

Kuantan Singingi (Aknet.com) Kendati Pemkab Kuansing secara bertahap sudah berupaya keras untuk terus melakukan pembenahan sejak di mekarkannya menjadi kabupaten pada tahun1999 lalu, termasuk di sektor tanaman pangan, namun belum mampu memenuhi keperluan ketersediaan pangan masyarakat yang diperlukan. Ini artinya, Kabupaten Kuansing minim ketersedian pangan.

Hal ini terungkap dalam ekspos yang disampaikan Sekda Kabupaten Kuansing Drs H Zulkiifli MSi selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan Kuansing, dalam ekspos rapat pemantapan ketahanan tingkat Kabupaten Kuansing 2010 di Gedung Abdul Rauf Teluk Kuantan yang dihadiri seluruh leading sektor pertanian dan tanaman pangan, kepala desa serta beberapa nara sumber di bidang ketahanan pangan, baik tingkat Provinsi Riau maupun nasional, Selasa (20/7).

H Zulkifli membeberkan, untuk beras produksi daerah yang baru berhasil dicapai yakni 22.875 ton. Sementara keperluan beras di Kabupaten Kuansing mencapai 32.014 ton sehingga masih kekurangan sebanyak 9.139 ton.

Selanjutnya di sektor pangan hewani (ikan telur dan daging), produksi baru mencapai 7.211,44 ton, sementara keperluan mencapai 17.218 ton atau kekurangan 10.006,56 ton. Tanaman Jagung, produksi yang dihasilkan mencapai 1.180 ton per tahun, keperluan 3.507 ton atau mengalami kekurangan 2.327 ton per tahun. Tanaman umbi-umbian, produksi yang baru dihasilkan mencapai 2.953 ton, keperluan 11.639 ton atau mengalami kekurangan 8.686 ton per tahun.

Sayur dan buah-buahan, produksi 27.463 ton, keperluan 28.698 ton atau kekurangan 1.235 ton. Gula pasir dan gula enau produksi yang dihasilkan mencapai 3 ton, keperluan 3.029 ton atau kekurangan sebanyak 3.026 ton per tahun.

Kondisi ini disebabkan penduduk yang terus bertambah, sementara permintaan pangan semakin meningkat. Selain itu, kelangkaan dan kompetisi pemanfaatan sumberdaya lahan dan air terus berlanjut yang berdampak pada peningkatan produksi pangan semakin sulit.

Faktor lain yang menjadi tantangan pemantapan ketahanan pangan di Kabupaten Kuansing juga dipengaruhi dampak anomaly iklim semakin sulit diprediksi sehingga berpotensi menimbulkan ketidak pastian produksi. Perkembangan ekonomi dan perdagangan memerlukan kebijakan promosi dan untuk produk-produk pangan unggulan daerah.

Pemkab Kuansing sendiri, lanjut Sekda H Zulkifli, komitmen untuk melakukan upaya peningkatannya. Salah satu strategi pemantapan ketahanan pangan yang dilakukan Kabupaten Kuansing yakni, melakukan revitalisasi lahan, perbenihan, infrastruktur, pembiayaan petani, sumberdaya manusia, kelembagaan petani, teknologi dan industri hilir yang secara bertahap sudah mulai menunjukan peningkatan produksinya.

Namun itu semua hendaknya harus didukung dengan berbagai Pihak. program yang di jalankan sudahlah bagus, namun hendaknya Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Memikirkan bagaimana caranya jika hasil pangan akan ditingkatkan, sementara  dengan sekali tanam saja cukup untuk menghidupi kebutuhan masyarakat petani tersebut.
Harus diupayakan atau dipikirkan tempat penampungan hasil panen, sehingga memacu dan merangsang Petani untuk giat kembali Menanam dan bertani. dan hendaknya hasil panen di beli dan diolah oleh Pemerintah (sbt)