Kuantan Singingi (Aknet.Com) Kota teluk Kuantan yang Identik dengan kota jalur memang tidak lari hubungannya dengan air. karena dengan air tersebut maka dapat dilaksanakan Event Nasional Pacu Jalur yang tiap tahunnya dilaksanakan. semua itu tak lepas dari pada peran dari air. kadang jika air tersebut sedikit/normal yang ada di sungai Kuantan dapat dimanfaatkan sebagaimana tersebut diatas, namun jika air tersebut besar, meluap... ya.. akan membuat masyarakat yang ada di bantaran sungai kuantan merasa terganggu.
Bahkan menurut sumber dari Dumai Pos dikatakan " Nampaknya 'tidak bersahabat' bagi masyarakat Riau. Dua kabupaten di daerah itu, Kuantan Singingi dan Pelalawan di terjang banjir. Sejumlah kalangan menilai, selain tingginnya curah hujan, musibah ini ditengarai akibat beralih fungsinya sejumlah hutan di bumi lancang kuning. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, menyebutkan hampir seluruh wilayah Provinsi Riau ini terkena dampak banjir, namun untuk saat ini masih dalam kategori rendah sampai menengah.
Data terakhir menyebutkan, 1.300 hektar sawah terendam banjir di Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten Kuansing akibat meluapnya Sungai Kuantan sejak 30 Desember lalu. Sedangkan di Kabupaten Pelalawan banjir merenggut nyawa satu bocah tewas yang bermain-main digenangan air.
Pantauan RPG Di Desa Teberau Panjang, Kecamatan Gunung Toar saat ini genangi air masih setinggi dua meter. Akibat direndam banjir yang terjadi sejak 30 Desember lalu, bibit padi yang baru ditanam musnah semuanya. Diperkirakan akibat musibah ini, petani mengalami kerugian ratusan juta, karena mereka sudah mengeluarkan biaya untuk menanam padi di areal persawahan milik mereka.
Tak hanya merendam areal persawahan, akan tetapi banjir juga merendam beberapa ruas jalan. Terutama ruas jalan menuju Desa Teberau Panjang. Kedalaman air di atas badan jalan masih setinggi betis orang dewasa.
Tokoh masyarakat, juga mantan Kepala Desa Teberau Panjang Ibnu Masud menegaskan, banjir kali ini menyulitkan masyarakat. Sebab masyarakat untuk menuju Batang Kuantan (Sungai Kuantan, red) tempat penyeberangan harus melewati ruas jalan yang sudah terendam banjir.
"Sebenarnya sudah lama tak terjadi banjir seperti sekarang ini. Kalau pun terjadi tak sampai merendam ruas jalan persawahan masyarakat," kata Ibnu Masud.
Ketua Forkom PMTR Kabupaten Kuansing, M Kadri mengatakan, masyarakat Teberau Panjang saat sekarang sudah mulai mengungsikan binatang ternaknya, baik itu Sapi, Kerbau dan ayam ke daerah lebih tinggi. "Kita berharap adalah perhatian pemerintah. Teruta ma untuk prihatin terhadap lahan sawah masyarakat yang terendam banjir," jelasnya.
Camat Gunung Toar, Yulhendra SSos yang dikonfirmasi RPG, Ahad (3/1) menyebutkan, kalau per 30 Desember 2009 sebanyak 12 desa dari 13 desa terkena imbas luapan banjir Sungai Kuantan. Salah satunya, adalah desa Teberau Panjang yang berada di seber ang Sungai Kuantan.
Akibatnya, tidaknya rumah warga yang terkena banjir tetapi juga lahan persawahan masyarakat desa Teberau Panjang sekitar 360 hektar dengan ketinggian air 1,5 meter sampai 2 meter. Pasalnya, lahan persawahan berada persis di pinggiran sungai kuantan.
Kategori Menengah
Untuk Potensi banjir di Provinsi Riau sendiri pada bulan Januari 2010 akan berada dalam kisaran yang rendah-menengah. Hal ini sesuai dan sangat terkait dengan pola curah hujan di Riau pada bulan Desember 2009 ini bervariasi yang berkisar antara normal hingga atas normal.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, menyebutkan hampir seluruh wilayah Provinsi Riau ini terkena dampak banjir, namun untuk saat ini masih dalam kategori rendah sampai menengah. "Seluruh wilayah Riau terkena dampaknya, ini semua akibat curah hujan yang terjadi pada Desember 2009 lalu yang sifat bervariasi hingga berada diatas normal. Dan untuk Januari ini diprediksikan masuk dalam kategori rendah dan menengah," jelas kepala BMKG, melalui Staf Analisa, Sanya kepada RPG.
Daerah yang berpotensi banjir dalam kategori yang rendah untuk bulan Januari 2010 adalah terjadi disebagian besar wilayah Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru dan sebagian wilayah Bengkalis.
Daerah yang berpotensi banjir dalam kategori menengah terjadi di sebagian besar daerah di Kabupaten Kuantan Singingi, Kabu paten Indargiri Hulu, sebagian Indragiri Hilir dan Kabupaten Pelalawan sebelah timur.(rpg) "
Data terakhir menyebutkan, 1.300 hektar sawah terendam banjir di Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten Kuansing akibat meluapnya Sungai Kuantan sejak 30 Desember lalu. Sedangkan di Kabupaten Pelalawan banjir merenggut nyawa satu bocah tewas yang bermain-main digenangan air.
Pantauan RPG Di Desa Teberau Panjang, Kecamatan Gunung Toar saat ini genangi air masih setinggi dua meter. Akibat direndam banjir yang terjadi sejak 30 Desember lalu, bibit padi yang baru ditanam musnah semuanya. Diperkirakan akibat musibah ini, petani mengalami kerugian ratusan juta, karena mereka sudah mengeluarkan biaya untuk menanam padi di areal persawahan milik mereka.
Tak hanya merendam areal persawahan, akan tetapi banjir juga merendam beberapa ruas jalan. Terutama ruas jalan menuju Desa Teberau Panjang. Kedalaman air di atas badan jalan masih setinggi betis orang dewasa.
Tokoh masyarakat, juga mantan Kepala Desa Teberau Panjang Ibnu Masud menegaskan, banjir kali ini menyulitkan masyarakat. Sebab masyarakat untuk menuju Batang Kuantan (Sungai Kuantan, red) tempat penyeberangan harus melewati ruas jalan yang sudah terendam banjir.
"Sebenarnya sudah lama tak terjadi banjir seperti sekarang ini. Kalau pun terjadi tak sampai merendam ruas jalan persawahan masyarakat," kata Ibnu Masud.
Ketua Forkom PMTR Kabupaten Kuansing, M Kadri mengatakan, masyarakat Teberau Panjang saat sekarang sudah mulai mengungsikan binatang ternaknya, baik itu Sapi, Kerbau dan ayam ke daerah lebih tinggi. "Kita berharap adalah perhatian pemerintah. Teruta ma untuk prihatin terhadap lahan sawah masyarakat yang terendam banjir," jelasnya.
Camat Gunung Toar, Yulhendra SSos yang dikonfirmasi RPG, Ahad (3/1) menyebutkan, kalau per 30 Desember 2009 sebanyak 12 desa dari 13 desa terkena imbas luapan banjir Sungai Kuantan. Salah satunya, adalah desa Teberau Panjang yang berada di seber ang Sungai Kuantan.
Akibatnya, tidaknya rumah warga yang terkena banjir tetapi juga lahan persawahan masyarakat desa Teberau Panjang sekitar 360 hektar dengan ketinggian air 1,5 meter sampai 2 meter. Pasalnya, lahan persawahan berada persis di pinggiran sungai kuantan.
Kategori Menengah
Untuk Potensi banjir di Provinsi Riau sendiri pada bulan Januari 2010 akan berada dalam kisaran yang rendah-menengah. Hal ini sesuai dan sangat terkait dengan pola curah hujan di Riau pada bulan Desember 2009 ini bervariasi yang berkisar antara normal hingga atas normal.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, menyebutkan hampir seluruh wilayah Provinsi Riau ini terkena dampak banjir, namun untuk saat ini masih dalam kategori rendah sampai menengah. "Seluruh wilayah Riau terkena dampaknya, ini semua akibat curah hujan yang terjadi pada Desember 2009 lalu yang sifat bervariasi hingga berada diatas normal. Dan untuk Januari ini diprediksikan masuk dalam kategori rendah dan menengah," jelas kepala BMKG, melalui Staf Analisa, Sanya kepada RPG.
Daerah yang berpotensi banjir dalam kategori yang rendah untuk bulan Januari 2010 adalah terjadi disebagian besar wilayah Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru dan sebagian wilayah Bengkalis.
Daerah yang berpotensi banjir dalam kategori menengah terjadi di sebagian besar daerah di Kabupaten Kuantan Singingi, Kabu paten Indargiri Hulu, sebagian Indragiri Hilir dan Kabupaten Pelalawan sebelah timur.(rpg) "
Banjir ini akibat kiriman air yang datang dari Propinsi tetangga disebelah hulu yaitu Sumatera Barat karena aliran air Sungai Kuantan hulunya berada di Propinsi Sumatera Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar